ISLAM SEBAGAI PRODUK BUDAYA
Makalah
ini disusun guna memenuhi tugas kelompok
Mata
kuliah : Metedologi Studi Islam
Dosen
Pengampu : Sulis rokhmawanto, S.Pd.I, M.S.I
Disusun
oleh :
1. Nur
Annie Zulfa
2. Nani
Nur Setiawanti
3. Inggar
Yossi Randra
Semester
1B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA PURWOREJO
2015
BAB I
PENDAHULUAN
Saat
ini apresiasi umat islam secara umum terdapat budaya islam sangat minimum atau
bahkan hampir tidak ada. Seiring dengan perkembangan zaman dan derasnya arus
globalisasi menyebabkan banyaknya budaya-budaya luar yang masuk dan
mempengaruhi.
Budaya
baratlah yang merajalela di era globalisasi ini. Meskipun Indonesia terletak di
Asia Tenggara agaknya kini lebih akrab dengan dunia Barat ketimbang dengan
sesama Muslim Asia Tenggara. Kita melihat ada kecenderungan kultural, ekonomi,
politik, dan pendidikan yang mengarah pada ketergantungan dan pengkiblatan diri
pada dunia Barat, khususnya Amerika. Ka’bah tetap menjadi kiblat Muslimin
sedunia, tapi budaya seremonial dan simbolisme dunia Islam yang telah lama
berkembang, kini mampu mereduksi substansi keberagaman hingga menjadikan
Amerika sebagai kiblat lain yang menjanjikan
Ketergantungan
global dunia ketiga dewasa adalah satu kenyataan yang merisaukan. Arus
informasi global yang ada ternyata tidak seimbang dengan dominasi informasi
dari budaya Barat. Keadaan ini menimbulkan dominasi kultural atau imperalisme
budaya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian
islam
dan budaya ?
2. Bagaimana
Islam sebagai budaya?
3. Bagaimana Fungsi
Budaya ?
4. Darimana asal islam dan bagaimana
akulturasi islam sebagai budaya di Indonesia?
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ISLAM DAN BUDAYA
Islam adalah agama yg diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, berpedoman pada
kitab suci Al-Qur’an yg diturunkan ke dunia melalui wahyu Allah SWT. Islam berasal dari kata Arab "aslama-yuslimu-islaman" yang secara kebahasaan berarti
"menyelamatkan", misal teks "assalamu alaikum" yang
berarti "semoga keselamatan menyertai kalian semuanya". Islam atau
Islaman adalah masdar(kata benda) sebagai bahasa penunjuk dari fi'il (kata kerja), yaitu "aslama"
bermakna telah selamat (kala lampau) dan "yuslimu" bermakna
"menyelamatkan".
Sedangkan pengertian
budaya adalah pikiran, akal budi, adat istiadat. Dan kebudayaan adalah hasil
kegiatan dan penciptaan batin ( akal budi ) manusia, seperti kepercayaan,
kesenian dan adat istiadat.[1]
Budaya Islam adalah istilah yang banyak digunakan dalam akademi sekuler untuk
mendeskripsikan praktik budaya orang Islam.
Karena agama Islam muncul pada abad ke-6 di Arab,
bentuk awal budaya Muslim kebanyakan merupakan budaya Arab. Dengan
berkembangnya kerajaan-kerajaan Islam, Muslim saling berhubungan dan
berasimilasi dengan budaya Persia, Turkik, Mongol, India, Melayu, Berber danIndonesia,
Menurut S. Takdir Alisyahbana,[2] kebudayaan mempunyai
beberapa pengertian yaitu :
1. Kebudayaan adalah suatu keseluruhan yang
kompleks yang terjadi dari unsur-unsur yang berbeda-beda seperti pengetahuan,
kepercayaan, seni, hukum, moral, adat istiadat dan segala kecakapan yang
diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
2. Kebudayaan adalah warisan sosial atau
tradisi.
3. Kebudayaan adalah cara, aturan, dan jalan
hidup manusia.
4. Kebudayaan adalah penyesuaian manusia
terhadap alam sekitarnya dan cara-cara menyelesaikan persoalan.
5. Kebudayaan adalah hasil perbuatan atau
kecerdasan manusia.
6. Kebudayaan adalah hasil pergaulan atau
perkumpulan manusia.
Sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa budaya adalah suatu akal pikiran manusia yang menjadikan suatu hukum adat istiadat tertentu yang harus di patuhi.
Sedangkan kebudayaan adalah segala sesuatu yang menjadikan manusia bisa bergaul dengan masyarakat dengan aturan atau cara yang bisa diterima oleh masyarakat tertentu.
Sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa budaya adalah suatu akal pikiran manusia yang menjadikan suatu hukum adat istiadat tertentu yang harus di patuhi.
Sedangkan kebudayaan adalah segala sesuatu yang menjadikan manusia bisa bergaul dengan masyarakat dengan aturan atau cara yang bisa diterima oleh masyarakat tertentu.
Ternyata kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat
terdiri atas berbagai unsur besar dan unsur kecil yang merupakan satu keutuhan
yang tidak dapat dipisahkan. Unsur-unsur kebudayaan dalam pandangan Malinowski
adalah sebagai berikut:[3]
1.
Sistem norma yang memungkinkan terjadinya
kerjasama antara para anggota masyarakat dalam upaya menguasai alam sekelilingnya.
2.
Organisasi ekonomi.
3.
Alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan
(keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama dan yang paling utama).
4.
Organisasi kekuatan.
Dengan demikian kebudayaan mempunyai pengaruh yang sangat besar
bagi manusia dan masyarakat. Berbagai kekuatan yang dihadapi manusia seperti
kekuatan alam dan kekuatan lainnya tidak selalu baik baginya. Hasil karya
masyarakat melahirkan teknologi atau alat kebendaan yang mempunyai kegunaan
utama dalam melindungi masyarakat. Teknologi ini paling sedikit meliputi tujuh
unsur, seperti : alat-alat produksi, senjata, wadah, makanan
dan minuman, pakaian dan perhiasan, tempat berlindung dan perumahan, alat
transformasi.
B. ISLAM SEBAGAI
BUDAYA
Islam
yang dihubungkan dengan kebudayaan berarti cara hidup atau way of
life yang juga sangat luas cakupannya. Tentu disini Islam juga dilihat
sebagai realitas sosial. Yakni Islam yang telah menyejarah meruang dan mewaktu,
Islam yang dipandang sebagai fenomena sosial:bisa dilihat dan dicermati. Dengan
demikian yang dimaksudkan kebudayaan Islam adalah cara pandang komunitas Muslim
yang telah berjalan, terlembaga dan tersosialisasi dari kurun waktu ke waktu,
satu generasi ke generasi yang lain dalam berbagai aspek kehidupan yang cukup luas
tapi tetap menampilkan satu bentuk budaya, tradisi, seni, yang khas Islam.
Biasanya ruang lingkup studi budaya tidak bisa lepas dari beberapa faktor yang
mencangkup manusia, pengaruh lingkungan, perkembangan masyarakat, serta lintas
budaya atau cross-culture.
Keunikan
budaya dan peradapan Islam terletak pada kokohnya landasan budaya dan peradapan
ini berdiri dan bersandar. Paling tidak ada lima poin utama yang membedakan
budaya islam dengan budaya lain.
1.
Konsep tauhid atau oneness
of god. Di mana saja kapan saja Islam selalu menampilkan ajakan satu Tuhan.
Semua yang ada di atas bumi tunduk pada hanya satu Tuhan.
2.
Universalitas pesan dan
misi peradaban ini. Qur’an menekankan persaudaraan manusia dengan tetap memberi
ruang pada perbedaan ras, keluarga, negara, dan sebagainya. Al-Qur’an memberi
ajaran yang jelas bahwa persatuan umat manusia adalah satu keharusan dengan
tetap bersandar pada kebenaran, kebaikan, serta taqwa pada Allah.
3.
Prinsiap moral yang selalu
ditegakkan dalam budaya ini. Selain ajaran Al-Qur’an, sunnah yang penuh dengan
nuansa-nuansa moral, peradaban dan kebudayaan Islam juga tidak pernah sepi dari
ajaran ini. Ajaran moral walisongo juga disajikan
melalui media wayang yang memasyarakat dijawa.
4.
Budaya toleransi yang
cukup tinggi. Bisa dikatakan bahwa dimana sebuah negara penduduknya mayoritas
muslim, seperti Madinah zaman Nabi misalnya, pastilah non muslim terjamin hidup
aman, damai, berdampingan bersam-sama. Sementara jika minoritas muslim tinggal
disebuah negara dengan penduduk mayoritas non muslim seperi yang terjadi di
India, agaknya keadaan akan lain.
5.
Prinsip keutamaan belajar
memperoleh ilmu. Budaya ngaji membaca dan mengkaji kandungan Al-Qur’an,
mempelajar hadits adalah budaya Islam yang telah lama eksis sejak kurun pertama
sampai kini. Al-Qur’an dan sunah itu sendiri menekankan mulianya pendidikan dan
pencari ilmu. Budaya baca, iqra’, dengan demikian telah terbukti membawa
peradaban islam pada puncak peradaban dunia dalam waktu yang sangat lama.
Budaya yang mengesankan ini sering disebut sebagai budaya pendidikan seumur
hidup, atau “life long
educatin” yang terukir dalam sejarah sekaligus dalam
sabda Nabi : “Carilah ilmu dari sejak
bayi sampai keliang lahat”.
Didalam kebudayaan
terdapat pola – pola perilaku yang merupakan cara – cara manusia untuk
bertindak sama dan harus diikuti oleh semua anggota masyarakat, artinya
kebudayaan merupakan suatu garis pokok tentang perilaku yang menetapkan
peraturan – peraturan mengenai bagaimana masyarakat harus bertindak, bagaimana
masyarakat melakukkan hubungan dengan orang lain atau bersosialisasi, apa yang
harus dilakukan, apa yang dilarang dan sebagainya.
1.
Batas : Budaya
berperan sebagai penentu batas-batas; artinya, budaya menciptakan, Batas
perbedaan atau yang membuat unik suatu organisasi dan membedakannya dengan
organisasi lainnya
2.
Identitas : Budaya memuat
rasa identitas suatu organisasi.
3.
Komitmen : Budaya
memfasilitasi lahirnya komitmen terhadap sesuatu yang lebih besar daripada
kepentingan individu.
4.
Stabilitas : Budaya
meningkatkan stabilitas sistem sosial karena budaya adalah perekat sosial
yang membantu menyatukan organisasi dengan cara menyediakan standar mengenai
apa yang sebaiknya dikatakan dan dilakukan.
5.
Pembentuk sikap dan
prilaku : Budaya bertindak sebagai mekanisme, alasan yang
masuk akal (sense-making) serta kendali yang menuntun dan membentuk sikap dan
perilaku
D.
AKULTURASI ISLAM DAN BUDAYA
Agama islam yang berasal dari wilayah Timur Tengah mampu di
akulurasikan dengan budaya masyarakat Indonesia tanpa menyalahi akidah islam.
Akulturasi yaitu percampuran dua budaya atau lebih tanpa menghilangkan unsur
budaya asli. Kesenian lokal yang berkembang dalam masyarakat pra-islam dapat
melebur mejadi satu kebudayaan dan kesenian yang menyatu menjadi kebudayaan
baru.
Salah satu jalur penyebaran Islam di Indonesia adalah melalui
perangkat budaya. Ajaran Islam yang ditanamkan melalui perangkat budaya ini,
mau tak mau, menyisakan warisan agama lama dan kepercayaan yang ada, yang
tumbuh subur di masyarakat pada waktu itu, untuk dilestarikan kemudian
dibersihkan dari anasir syirik. Pembersihan anasir syirik ini merupakan satu
upaya untuk meneguhkan konsep monoteisme (tauhid) dalam ajaran Islam.
Berikut adalah beberapa wujud akulturasi di Indonesia :
1.
Seni
bangunan
Wujud akulturasi
dalam seni bangunan dapat terlihat pada bangunan masjid, makam dan istana.
a.
Wujud
akulturasi dari masjid kuno mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1)
Atapnya
berbentuk tumpang yang membentuk limas.
2)
Tidak di
lengkapi dengan menara tetapi dilengkapi dengan kentongan dan bedhug.
3)
Letak
masjid biasanya di dekat istana yaitu di barat alun-alun.
Contoh masjid kuno : Masjid Agung Surakarta, Masjid Agung Demak
Masjid Agung Gunung Jati, Masjid Kudus dan lain sebagainya.
b.
Wujud
akulturasi dari makam mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :
1)
Makam-makam
kuno dibangun di atas bukit.
2)
Terbuat
dari bangunan batu.
3)
Di atas
makam didirikan rumah tersendiri yang disebut dengan cungkup atau kubba.
4)
Dilengkapi
dengan tembok atau gapura yang menghubungkan makam dan bangunan makam.
5)
Didekat
makam biasanya di bangun masjid, contoh pada makam para wali
c.
Wujud
akulturasi dari istana.
Bangunan arsitektur
istana yang dibangun pada awal perkembangan islam juga memperlihatkan adanya
unsure akulturasi dari segi arsitektur ataupun ragam hias maupun dari segi
patungnya, contohnya Istana Kasultanan Yogyakarta yang dilengkapi patung
penjaga Dwarapala yang merupakan budaya Hindu
2.
Seni rupa
Tradisi islam tidak
bentuk manusia atau hewan. Seni ukir relief yang menghias masjid , makam islam
berupa saluran tumbuh tumbuhan yang ditengahnya terdapat bentuk hewan yang
disamarkan. Ukiran atau hiasan tersebut ditemukan di masjid pada gapura-gapura
atau pada pintu dan tiang.
3.
Aksara
dan seni sastra
Masyarakat mulai
mengenal tulisan Arab, bakan berkembang tulisan Arab Melayu atau biasanaya
dikenal dengan istilah Arab Gundul yaitu
tulisan arab yang dipakai untuk menulikan bahasa Melayu tetapi tidak menggunkan
kharakat. Ada juga seni kaligrafi yang berasal dari huruf arab yang digunakan
untuk hiasan ataupun ukiran.
Bentuk seni sastra
yang berkembang adalah seni sastra perpaduan islam dengan hindu budha yang
banyak mendapat pengaruh dari Persia, contohnya :
a.
Hikayat
b.
Babad
c.
Suluk
d.
Primbon
4.
Sistem
pemerintahan
Siste pemerintahan
yang bercorak islam biasanya rajanya bergelar sultan atau sunan. Dan apabila
rajanya meninggal tidak lagi dimakamkan di candi tetapi dimakamkan secara
islam.
5.
Sistem
kalender
Masyarakat Indonesia
sudah mengenal kalender Saka (kalender Hindu) yang terdapat nama-nama pasaran
seperti legi, pahing, pon, wage, kliwon. Setelah islam berkembang, Sultan Agung
Hanyokro Kusumo dari Mataram menciptakan kalender Jawa dengan menggunakan
perhitungan peredaran bulan(qamariah) seperti tahun hijriyah. Pada kalender
Jawa, Sultan Agung melakukan perubahan nama-nama bulan seperti Muharam diganti
Syuro, Ramadhan diganti Pasa, sedangkan nama-nama hari hari tetap menggunakan
hari-hari sesuai dengan bahasaArab. Hari pasara pada kalender Jawa masih
dipergunakan yang dimulai tanggal 1 Syuro1555 Jawa atau tepatnya 1 Muharam
1053Hyang bertepatan tanggal 8 Agustus 1633M.
6.
Contoh
akulturasi islam dan budaya di Indonesia lainnya :
1.
Budaya
wayang. Wayang adalah bagian dari ritual agama politeisme, namun kemudian
diubah menjadi sarana dakwah dan pengenalan ajaran monoteisme. Ini suatu
kreativitas yang luar biasa, sehingga masyarakat diislamkan melalui jalur ini.
Mereka merasa aman dengan Islam, karena hadir tanpa mengancam tradisi, budaya,
dan posisi mereka.
2.
Tahlilan
dan ziarah kubur. Hal ini merupakan penghormatan terhadap leluhur sebagaimana
yang biasa dilakukan oleh masyarakat Jawa.
3.
Pelaksanaan
zakat fitrah. Salah satu mazhab yang berkembang di Indonesia adalah mazhab yang
saat mengambil konklusi fikihnya disesuaikan dengan konteks lokal. Salah satu
contohnya, perihal pelaksanaan perintah zakat fitrah. Secara tekstual, zakat
fitrah haruslah diberikan dalam bentuk gandum-sesuai dengan bahan makanan pokok
di Arab Saudi. Namun ulama kita berijtihad untuk mengganti gandum dengan beras
dalam pelaksanaan zakat fitrah, karena disesuaikan dengan bahan makanan pokok
di Indonesia.
4.
Pesantren.
Pesantren adalah suatu wadah yang menciptakan sub kultur islami yang unik dan
merupakam satu kesatuan universal.[4]
5.
Menara
Kudus. Menara Kudus merupakan akulturasi unik persentuhan dua kebudayaan. Jika
Ricklefs ahli sejarah islam Jawa menyimpulkan bahwa kehadiran islam di Jawa
sangat di warnai dengan proses harmonis dan tidak mengusik elemen elemen Hindu
Budha.[5]
Bisa dikatakan bahwa proses pengislaman budaya Nusantara oleh
para ulama terdahulu dibarengi dengan proses penusantaraan nilai-nilai Islam,
sehingga keduanya melebur menjadi entitas baru yang kemudian kita kenal sebagai
Islam Nusantara.
Dalam sejarah penyebaran Islam di Jawa, Wali Songo memiliki
peran yang cukup besar dalam proses akulturasi Islam dengan budaya Jawa. Mereka
menghasilkan karya-karya kebudayaan sebagai media penyebaran Islam. Untuk
memperkenalkan unsur-unsur budaya baru hasil akulturasi Islam dengan budaya
Jawa itu, para wali melakukan pengenalan nilai-nilai baru secara persuasif.
Dan, terkait dengan persoalan-persoalan yang sensitif, seperti bidang
kepercayaan, para wali membiarkan Perangkat budaya adalah bentuk investasi masa
depan bagi umat Islam Indonesia dalam menghadapi dinamika keberagamaan yang
penuh warna. Perangkat budaya ini merupakan sumber etik moral dan pijakan
kultural bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam uraian makalah
tentang islam sebagai produk budaya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kebudayaan
merupakan keseluruhan yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang di
dapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sebagai kebudayaan islam manusia
berlandasan pada nilai-nilai tauhid. Budaya akan berguna untuk
melindungi ataupun membantu masyarakat untuk mengolah alam yang bisa bermanfaat
bagi masyarakat itu sendiri. Ajaran
Islam yang ditanamkan melalui perangkat budaya ini, mau tak mau, menyisakan
warisan agama lama dan kepercayaan yang ada, yang tumbuh subur di masyarakat
pada waktu itu. Bisa dikatakan bahwa proses pengislaman budaya Nusantara oleh
para ulama terdahulu dibarengi dengan proses penusantaraan nilai-nilai Islam,
sehingga keduanya melebur menjadi entitas baru yang kemudian kita kenal sebagai
Islam Nusantara. Perangkat budaya ini merupakan sumber etik moral dan pijakan
kultural bagi kehidupan berbangsa dan bernegara dan sebagai bentuk investasi
masa depan bagi umat Islam Indonesia dalam menghadapi dinamika keberagamaan
yang penuh warna
SARAN
Perlu perhatian yang serius dan langkah nyata dari
semua kalangan masyarakat untuk merawat
dan melestarikann semua warisan budaya di Indonesia agar ini semua tidak hanya menjadi sejarah untuk
anak cucu di masa besok, tetapi semuanya masih terlihat bukti fisiknya.
Kita sebagai generasi penerus bangsa harus
bisa mengikuti arus perkembangan dan kemajuan teknologi di masa modern tetapi
harus tetap berpegang teguh dengan ajaran agama islam dan selalu melestarikan
budaya budaya islam di Indonesia agar tidak terpengaruh oleh budaya budaya yang
tidak sesuai dengan budaya asli Islam Indonesia.
Atang, Abd. Hakim, Metodologi
Studi Islam, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1999.
Thoha,chabib,dkk,Metodelogi
Pengajaran Agama, Semarang: Pustaka
Belajar,1999.
Hakim,
Atang Abd, Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1999, cet 1.
Abdurahman
Mas’ud, Metedologi Pengajaran Agama, Semarang:
Pustaka Pelajar, 1999.
M.Rifai,
dkk, Sejarah Kebudayaan Islam, Solo:
Sindutama, 2012.
Arif
S, dkk, Sejarah Kebudayaan Islam,
Solo: Sindutama, 2013.
The casino will reopen on March 2 - Dr. MD
BalasHapusLAS VEGAS (AP) 부천 출장안마 — The casino at Wynn 안양 출장마사지 Las Vegas will resume normal 과천 출장안마 operations 아산 출장마사지 at noon on Thursday, March 2. 김제 출장마사지 It is not